Memahami Apa Itu Tes EPPS (Edward Personality Preference Schedule)

Tes EPPS
Sumber: https://www.pexels.com/id-id/foto/orang-tangan-meja-tulis-jam-tangan-6684265/

Tes EPPS (Edward Personality Preference Schedule) adalah sebuah tes kepribadian yang digunakan untuk mengukur tingkat kepribadian seseorang. Pengembangan tes ini berdasarkan Teori Kepribadian H. A Murray yang mencakup 15 kebutuhan dasar yang harus manusia miliki.

Dalam hal ini, Edward menyiapkan beberapa pertanyaan yang berdasarkan kebutuhan ini. Tes ini juga sering digunakan oleh orang-orang yang akan masuk ke dunia kerja. EPPS sendiri, secara umum dikategorikan sebagai power test.

Bacaan Lainnya

Artinya adalah metode pengujian yang dalam pelaksanaannya tidak terikat waktu penyelesaian. Jadi, fokus tes ini adalah untuk menyelesaikan pekerjaan dan bukan ketepatan waktu. Ketika mengikuti EPPS, semua item yang ada harus dijawab.

Jadi jika ada satu yang terlewat, maka tidak bisa dilakukan interpretasi yang akurat. Untuk pengujian EPPS juga dapat dilakukan secara individual maupun klasikal. Latar belakang penguji asli adalah seorang konsultan, di mana arahannya melayani masyarakat biasa.

Sejarah Singkat Edwards Personal Preference Schedule (EPPS)

Edwards Personal Preference Schedule (EPPS) merupakan sebuah metode tes psikologi kepribadian non proyektif. Kegunaan EPPS ini untuk mengukur pentingnya sebuah kebutuhan yang sifatnya adalah personal dan relatif pada individu.

Kemunculan dan perkembangan alat EPPS dalam Xu, Mellor dan Read (2017) bermula dari perkembangan psychogenic needs. Murray dan teman-temannya kala itu, menemukan studi sistematis tentang psychogenic needs.

Selain itu, perkembangan Tes EPPS juga mendapatkan pengaruh dari beberapa aliran di Psikologi.

  • Functionalism oleh Dewey dan Angell
  • Dynamic Hypotheses oleh McDougall
  • Paradigma Behaviorisme oleh Tolman dan Stone pada awal abad ke-20 dengan pengembangan konstruk drive dan dynamic principles.
  • Psikologi Gestalt dan Psikoanalisis (Freud, Jung, Adler)

Beberapa aliran inilah yang menjadi latar belakang dilakukannya riset Murray dan teman-temannya tentang human needs secara sistematis. Kemudian di tahun 1954 EPPS diciptakan oleh seorang bernama Allen L. Edwards.

Di mana desain tersebut menunjukkan pentingnya kebutuhan dan motif seseorang. Adapun revisi tes ini dilakukan sekali di tahun 1959 oleh Journal of Consulting Psychology untuk bagian skoring tes dan referensi.

Tujuan Tes EPPS

Tes EPPS
Sumber: https://www.pexels.com/id-id/foto/orang-tangan-meja-tulis-jam-tangan-6684265/

Tujuan dari EPPS adalah untuk mengungkap 15 need atau kebutuhan yang ada dalam diri seseorang. Bentuk tes ini berupa pasangan-pasangan pernyataan yang jumlahnya adalah 225 pasang.

Baca Juga:   Tes Papi Kostick: Psikotes Yang Sering Digunakan Profesional HRD

Tugas subjek di sini adalah untuk memilih satu pernyataan dari pasangan-pasangan pernyataan yang ada dan cocok atau sesuai dengan kepribadiannya. Dari 225 pasangan pernyataan tersebut, terdapat 15 pasang yang sama.

Tujuan diberikannya kesamaan ini adalah untuk mengetahui bagaimana kesungguhan atau konsistensi subyek dalam pengerjaan tes. Jika konsisten, maka dapat dikatakan subyek bersungguh-sungguh dalam pengerjaan tes dan menjadi valid untuk dilakukan scoring.

Adapun standar konsistensi dalam pengerjaan Tes EPPS ini adalah 14. Akan tetapi, di Indonesia dengan 9 konsistensi sudah bisa dikatakan valid untuk dilakukan scoring.

Perlu diketahui pula, bahwa dalam menjawab item-item EPPS, subyek mempunyai kecenderungan untuk melakukan press. Untuk menyiasati hal ini, maka Edward berusaha membuat pasangan-pasangan pernyataan yang imbang.

Berkaitan dengan jumlah pasangan antara yang mengandung press maupun yang tidak. Dari EPPS ini nantinya akan dihasilkan suatu need profil atau kepribadian seseorang yang sifatnya ipsative.

Yaitu untuk membandingkan need profil satu orang dengan orang lain haruslah membandingkannya keseluruhan need profil, bukan setiap need-nya. Melakukan perbandingan pada setiap need seseorang hanya boleh dilakukan jika sifatnya kelompok.

Jadi bisa disimpulkan, bahwa tujuan diadakannya EPPS adalah untuk mengetahui seberapa besar motif, kebutuhan, serta motivasi seseorang. Melalui tes ini juga bisa dilihat bagaimana minat dan bakat seseorang.

Dengan demikian, tentu sangat penting bagi perusahaan untuk mengetahui hal tersebut. Sehingga perusahaan bisa menilai cocok atau tidaknya kandidat dengan budaya perusahaan.

Baca Juga:

15 Need yang Diungkap dalam Tes EPPS

Adapun kelima belas needs yang diungkap sebagai aspek EPPS adalah sebagai berikut.

  1. Need for achievement (ach), yakni kebutuhan untuk berprestasi dalam menghadapi tantangan
  2. Need for defference (deff), yakni kebutuhan untuk mengambil keputusan mengalah dan merasa kurang mampu
  3. Need for order (ord), yakni kebutuhan untuk melakukan segala sesuatu agar berjalan dengan teratur.
  4. Need for exhibition (exh), yakni kebutuhan untuk lebih menonjolkan diri, bisa dipuji serta pamer
  5. Need for autonomy (aut), yakni kebutuhan untuk menjadi mandiri dan tidak bergantung pada orang lain
  6. Need for affiliation (aff), yakni kebutuhan untuk bersama dan bisa bergabung dengan orang lain
  7. Need for intraception (int), yakni kebutuhan untuk bisa menyesuaikan diri dengan pandangan dan juga perasaan orang lain
  8. Need for succorence (succ), yakni kebutuhan untuk mendapatkan perhatian yang lebih dari orang lain
  9. Need for dominance (dom), yakni kebutuhan untuk merasa lebih atau menang dalam berbagai hal dan mengalahkan orang lain
  10. Need for abasement (aba), yakni kebutuhan untuk terus menerus merasa kurang mampu atau cenderung merasa bersalah.
  11. Need for nurturance (nur), yakni kebutuhan diri untuk bisa menolong orang lain
  12. Need for change (chg), yakni kebutuhan seseorang untuk merasakan sesuatu hal yang baru dalam hidupnya
  13. Need for endurance (end), yakni kebutuhan untuk melakukan segala sesuatu hingga tuntas atau menyelesaikannya
  14. Need for heterosexuality (het), yakni kebutuhan untuk menjalin hubungan dengan jenis kelamin lain
  15. Need for aggression (agg), yakni kebutuhan untuk menentang maupun menyerang orang lain, baik itu dilakukan hanya melalui pandangan maupun tindakan.
Baca Juga:   Fakta Menarik tentang Tes Kuder Preference Record-Vocational

Proses dan Penilaian Tes EPPS

Pengerjaan EPPS bisa dibilang susah-susah gampang. Sebagai subjek atau peserta tes, Anda akan diberikan selembar kertas jawaban dan satu lembar kertas soal berisikan 225 soal yang berisikan jawaban biner A atau B.

Anda akan diberikan waktu mengerjakan 40 menit hingga 60 menit untuk semua soal. Itu artinya, Anda hanya mempunyai waktu 10 detik untuk membaca jawaban biner yang paling sesuai dengan kepribadian Anda.

Apabila sampai batas waktu yang ditentukan Anda tidak selesai mengerjakan, maka penguji atau orang yang memeriksa akan mengetahui jika Anda terlalu banyak berpikir dalam mencari jawaban yang dirasa tepat.

Dalam psikotes tes EPPS ini tidak ada jawaban salah ataupun benar. Anda hanya harus memilih pernyataan mana yang paling cocok dengan karakter diri Anda.

Walaupun nantinya mungkin Anda merasa memiliki kedua jawaban yang sangat cocok atau bahkan tidak cocok sama sekali, Anda harus tetap memilih salah satu jawaban yang paling mendekati. Adapun penilaian tes EPPS akan didasarkan pada 5 nilai, yakni sebagai berikut.

  • Rendah
  • Rata-rata
  • Cenderung tinggi
  • Tinggi
  • Sangat tinggi

Selain itu, ada juga penilaian konsistensi dengan nilai valid atau tidak. Melalui tes ini, maka Anda bisa mengetahui kecenderungan karakter diri terhadap aspek-aspek kebutuhan yang pengukurannya melalui psikotes ini.

Sebagai contoh, jika skor autonomy Anda rendah, itu berarti Anda memiliki karakteristik yang cenderung kurang mandiri serta bergantung pada orang lain. Sementara, bila skor autonomy tinggi, berarti Anda memiliki karakter yang mandiri dan tidak tergantung pada orang lain.

Berdasarkan informasi di atas, memang sangat penting bagi perusahaan untuk melakukan Tes EPPS guna mencari kandidat terbaik sesuai yang dibutuhkan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *